KhutbahJumat: Bulan Syaban Yang Banyak Dilalaikan Manusia. Khutbah Jumat tentang bulan syaban yang banyak dilalaikan oleh manusia, Namun Nabi Kita Muhammad Saw mengistimewakannya dengan melakukan Read More »

Naskah khutbah Jumat kali ini mengajak kepada khalayak untuk mengingat perihal kurban sebagai hakikat kemanusiaan. Dengan ini diharapkan kita semua mampu menghidupkan sensitivitas kita sebagai manusia, terlebih di era pandemi Covid-19 ini. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Kurban, Pengorbanan, dan Kemanusiaan". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَاتَ وَ أَحْيَى. اَلْحَمْدُ للهِ الًّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَ نَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ لَنَا عِيْدَ الْفِطْرِ وَ اْلأَضْحَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ نِعْمَ الْوَكِيل وَنِعْمَ الْمَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَ مَنْ يُنْكِرْهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَ حَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الْهُدَى، الَّذِيْ لاَ يَنْطِقُ عَنْ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى، وَ عَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدقِ وَ الْوَفَا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ اِتَّبَعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْجَزَا. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh, Segala puji bagi Allah swt, Tuhan alam semesta, yang telah menganugerahkan berjuta kenikmatan kepada kita di antaranya adalah kenikmatan beridul adha walau dalam suasana pandemi Covid-19 yang belum juga mereda. Semua ini harus kita syukuri sebagai hamba yang tahu diri, karena segala yang terjadi di muka bumi ini, Allahlah yang paling mengerti. Pada tahun ini, kita kembali merayakan Idul Adha dalam keterbatasan. Gelombang kedua penyebaran Covid-19 di tanah air yang terus mengalami lonjakan, membuat pemerintah mengambil kebijakan ketat dalam rangka wujud perlindungan. Tidak semua daerah bisa melaksanakan kegiatan Ibadah shalat Idul Adha sebagaimana biasa. Begitu juga ibadah kurban yang selalu mengiringi hari raya ini pun tidak serta merta bisa dilaksanakan dengan leluasa. Sekali lagi, ini adalah wujud ikhtiar kita bersama untuk menjaga diri, sehingga negeri ini mampu melewati takdir yang telah didatangkan oleh Allah yang maha tinggi. تَصَرُّفُ الْأِمَاِم عَلَى الرَّاعِيَّةِ مَنُوْطٌ بِالْمَصْلَحَةِ “Tindakan pemerintah terhadap rakyatnya dilakukan berdasarkan kemaslahatan.” اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Dalam situasi sulit yang sedang melanda, Hari Raya Idul Adha tak boleh kehilangan makna dan esensinya. Idul Adha mengajarkan kepada kita bagimana berani berkorban dengan apa yang kita punya untuk membatu orang lain yang membutuhkan uluran tangan kita. Di antaranya adalah dengan ibadah kurban yang merupakan wujud pengorbanan untuk kemanusiaan pada sesama. Kita harus bisa mengambil hikmah mulia, ketika Allah swt memerintahkan Nabi Ibrahim as untuk menyembelih putra semata wayangnya, Nabi Ismail as. Perintah suci ini mengandung makna bahwa hidup perlu pengorbanan untuk memperkuat tali persaudaraan antarsesama. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia merupakan makhluk yang membutuhkan orang lain dalam mewujudkan eksistensi. Maka ketika kita ada kelebihan rezeki dan bisa berkorban dengan kurban bagi orang lain di tengah pandemi, alangkah baiknya tidak ditunda-tunda lagi. Yakinlah, bahwa kurban kita akan diterima Allah swt dan akan dilipatgandakan pahalanya karena benar-benar mampu membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan dan duka. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra Rasulullah bersabda مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ Artinya “Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat. اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Kisah keteguhan iman dan kerelaan Nabi Ibrahim dalam mengorbankan sesuatu yang paling dicintainya, patut dicontoh oleh kita semua. Ketika kita mengorbankan sesuatu bagi sesama, maka marilah kita berikan yang terbaik untuk mereka. Kita tak perlu khawatir jika harta yang kita berikan di jalan Allah akan berkurang jumlahnya. Malah sebaliknya, Allah telah berjanji bahwa siapa saja memberikan yang terbaik dari hartanya dalam rangka kepatuhan menjalankan perintah-Nya, maka akan dilipatgandakan dengan jumlah yang tidak terduga-duga bagi siapa saja yang dikehendaki Allah swt. Hal ini ditegaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 261 berbunyi مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ Artinya "Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah adalah dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah terus-menerus melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas karuniaNya laga Maha Mengetahui." اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Ibadah kurban yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as juga memiliki makna ajaran untuk menjunjung tinggi kemanusiaan dalam beragama. Kita perlu merenungkan mengapa Allah swt mengganti Nabi Ismail as dengan seekor domba. Hal ini mengandung hikmah di antaranya tidak diperbolehkannya mengorbankan dan meneteskan darah manusia. Penggantian “objek kurban” dari manusia ke binatang juga mengandung makna bahwa manusia memiliki hak untuk hidup di dunia. Siapa pun atas nama apa pun tidak boleh menghilangkannya. Dalam konteks kekinian, kita harus menjunjung tinggi hak asasi manusia yakni hak untuk hidup, mendapatkan kesehatan, dan terjaga keselamatan jiwanya. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga mereda, kita tidak boleh egois dan abai sehingga menjadikan orang lain celaka. Penerapan protokol kesehatan sebagai ikhtiar terhindar dari Covid-19 harus ditegakkan bersama. Tidak bisa hanya dilakukan oleh sebagian orang saja. Kedisiplinan kita dalam menjaga diri, yang dimulai dari diri sendiri, akan berdampak kepada keselamatan orang lain sehingga kemanusiaan pun bisa kita junjung tinggi. Allah swt berfirman dalam QS Al Maidah ayat 32 مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا Artinya “Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia.” اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Demikianlah hikmah kurban yang merupakan wujud pengorbanan kita dalam rangka menjunjung tinggi kemanusiaan. Semoga kita akan menjadi sosok yang membawa kemaslahatan bagi sesama dan kehidupan kita senantiasa mendapatkan ridha dan keberkahan dari Allah swt. Amin بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah II اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung

Katabalad dalam Kamus Al Munawwir karya KH Ahmad Warson Munawwir yang telah dikoreksi KH Ali Ma'shum dan KH Zainal Abidin Munawwir bermakna: daerah, negeri, desa, kampung, tanah air. Jika Nabi Muhammad ﷺ menyebut kata balad dalam khutbah 'idul adha, maka perlu kita ambil hikmah bahwa betapa cintanya Nabi Muhammad kepada tanah airnya
Tata cara khutbah idul adha – Tahun ini Idul Adha atau 10 Dzulhijjah akan jatuh pada 28 Juni 2023. Sudah siap untuk sholat ied berjamaah? Sama seperti sholat Idul Fitri dan sholat Jumat, di dalam shalat Idul Adha juga ada khutbah yang dilakukan oleh khatib. Namun berbeda dengan shalat Jumat, khutbah sholat Idul Adha dilakukan setelah shalat ied dua rakaat. Selain itu yang berbeda dari sholat Jumat atau sholat yang memiliki khutbah lainnya yaitu saat shalat ied perempuan yang sedang haid boleh ikut mendengarkan khutbah dan melantunkan takbir. Karena Idul Adha dan Idul Fitri merupakan waktu yang istimewa, sehingga Rasulullah pun memerintahkan orang-orang untuk keluar rumah di pagi hari dan melaksanakan sholat ied. Lantas apakah khutbah di dalam shalat idul adha sama seperti khutbah pada shalat lainnya? Dan bagaimanakah tata cara khutbah idul adha? Simak ulasannya berikut ini. Tata Cara Khutbah Idul Adha dan Hukum Khutbah Idul AdhaTata Cara Khutbah Idul Adha dan Rukun Khutbah Idul Adha1. Membaca Takbir2. Memuji Allah SWT3. Membaca sholawat4. Berwasiat taqwa5. Menceritakan Sejarah Keluarga Ibrahim6. Membaca ayat suci Al-QuranYuk, Subscribe Sekarang Juga!7. BerdoaTata Cara Khutbah Idul Adha dan Berapa Jumlah Takbir pada Rakaat Pertama Sholat Idul Adha?Related posts Sumber Di dalam sebuah kitab yang ditulis oleh Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan Ali asy-Asyarbaji yang berjudul Al-Fiqh al-Manhaji Ala Madzhabil Imam Asy-Syafi’i, menjelaskan tentang hukum dan tata cara idul adha. Dijelaskan bahwa khutbah Idul Adha dilakukan setelah shalat ied dua rakaat. Hal itu selaras dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Bahwasanya Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab melaksanakan sholat idul adha sebelum dilakukan khutbah. Dalam khutbah sholat Idul Adha biasanya khatib akan menyampaikan wasiat untuk bertaqwa. Berwasiat taqwa termasuk dari menjalankan amanah agar berbuat baik kepada sesama manusia dengan mengingatkannya. Kemudian hukum untuk melakukan khutbah idul adha adalah sunnah. Namun Rasulullah mengatakan dalam pelaksanaanya harus sesuai rukun yang ada. Jika khatib mampu untuk berdiri, maka khutbah dilakukan berdiri, namun jika khatib tak mampu untuk berdiri, maka khutbah boleh dilakukan sambil duduk. Tata Cara Khutbah Idul Adha dan Rukun Khutbah Idul Adha Seumber Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan khutbah idul adha, atau yang disebut dengan rukun. 1. Membaca Takbir Pada khutbah pertama khatib dianjurkan untuk membaca kalimat takbir sebanyak sembilan kali. Sedangkan untuk khutbah kedua, takbir diucapkan sebanyak tujuh kali. Dan para jamaah diwajibkan untuk tenang serta menghayati apa yang disampaikan khatib. 2. Memuji Allah SWT Kemudian tata cara khutbah idul adha atau rukun khutbah idul adha adalah memuji Allah SWT. Kalimat yang dianjurkan yaitu menggunakan kata “Hamdun” atau kata yang memiliki makna sama dengannya. Misalnya Alhamdu, AHmadu, Nahmadu. Kemudian disambung dengan nama Allah, maka menjadi Alhamdulillahi, Nahmadulillah. 3. Membaca sholawat Selanjutnya yaitu membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Misalnya yaitu bacaan sholawat Assolaatu’alannabi. Atau bisa menggunakan sholawat yang menyanjungkan Nabi Muhammad SAW. 4. Berwasiat taqwa Lalu dalam tata cara khutbah dilanjutkan khatib berwasiat untuk senantiasa mengajak para jamaah dan dirinya bertaqwa kepada Allah SWT. Wasiat ini bisa menggunakan kalimat apapun, yang penting mengajak untuk mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi hal yang dilarang Allah SWT. 5. Menceritakan Sejarah Keluarga Ibrahim Allah SWT mengutus keluarga Nabi Ibrahim dan Ismail sebagai pembuktian dari makna ibadah kurban. Dengan menceritakan kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tentunya dapat menguatkan keimanan serta menjadikan pelajaran bahwa pengorbanan tertinggi adalah mengorbankan hal yang kita cintai hanya untuk kepada Allah SWT saja. Sehingga ini menjadi salah satu dari rukun khutbah Idul Adha. Yuk, Subscribe Sekarang Juga! 6. Membaca ayat suci Al-Quran Dalam membaca ayat Al-Quran ini dilakukan di khutbah pertama. Tata cara khutbah idul adha menganjurkan khatib membaca surat yang berkaitan dengan hari raya idul adha. Misalnya tentang pelaksanaan haji dan penyembelihan hewan qurban, atau tema lainnya yang berkaitan. 7. Berdoa Doa yang disampaikan di akhir khutbah dianjurkan doa tentang akhirat dan yang mampu membuat jamaah tersentuh hatinya. Itulah tata cara khutbah idul adha dan rukunnya. Terlepas dari itu, khutbah pertama dan kedua harus dijeda dengan duduk oleh khatib. Kemudian isi khutbah yang dibacakan harus sesuai dengan hari raya idul Adha. Karena hikmah yang terkandung dalam hari raya idul adha sangat banyak sekali. Selain sebagai renungan juga sebagai pengingat dan pendekatan diri kepada Allah SWT. Tata Cara Khutbah Idul Adha dan Berapa Jumlah Takbir pada Rakaat Pertama Sholat Idul Adha? Sumber Hukum melaksanakan sholat idul adha adalah sunnah, namun sebaiknya tetap harus mengerjakan sholat idul adha karena hanya dilakukan satu kali dalam setahun. Berapa jumlah takbir pada rakaat pertama sholat idul adha? Jumlahnya sama dengan takbir pada shalat idul fitri yakni sebanyak tujuh kali. Sedangkan di rakaat kedua, takbir yang diucapkan sebanyak lima kali. Takbir ini tidak termasuk takbiratul ihram dan takbir setelah sujud. Demikianlah pembahasan mengenai tata cara khutbah idul adha dan hukumnya. semoga bermanfaat untuk Anda! Terus kunjungi situs Blog Evermos untuk membaca artikel islami lainnya. Semoga bermanfaat. Jika Anda ingin mendapatkan uang tanpa harus mengeluarkan modal, mudah saja. Yuk gabung jadi reseller Evermos dan dapatkan jutaan rupiah setiap bulannya. Related posts
TRIBUNSUMSELCOM - Kumpulan contoh naskah Khutbah Idul Adha 2022 singkat padat dan menyentuh hati beserta link format pdf. Bagi yang bertugas memberikan khutbah Idul Adha 2022, berikut contoh naskah Khutbah Idul Adha 2022. dilansir dari tema "Tiga Hikmah Utama Hari Raya Idul Adha" Mukaddimah Khutbah Idul Adha 2022
- Simak 4 contoh khutbah yang dibaca setelah melaksanakan Sholat Idul Adha 2022. Contoh khutbah Idul Adha 2022 ini tersedia berbagai tema, mulai keutamaan berkurban hingga meneladani Nabi Ibrahim AS. Berikut 4 contoh khutbah Idul Adha 2022 dikutip dari laman Muhammadiya, Kementerian Agama Kemenag dan Naskah Khutbah Idul Adha Contoh 1 الخطبة الاولى السلام عليكم ورحمة الله وبركاته اَلله اَكْبَر 3× ، اَلله اَكْبَر 3× ، اَلله اَكْبَر 3× الله اكبر كبيرا والْحَمْدُ ِلله ِكَثِيرْاً وَّسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلاً ، لآ اِلهَ الاَّ الله وَالله ُاَكْبَر، اللهُ اَكْبَر وَلِله الْحَمْد. اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اصْطَفَى اِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلاَم خَلِيْلاً ، وَجَعَلَهُ لِلنَّاسِ إِمَامًا ، إنَّهُ كَانَ صِدِّيْقاً نَبِيًّا. أشْهَدُ اَنْ لآ اِله الاّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه ، الّذِى لَمْ يَتَّخِذ صَاحِبَهُ وَلاَ وَلداً ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه الْمَبْعُوْثُ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا ، وَصَلّى الله على سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِه بُكْرَةً وَاَصِيْلاً وَسَلّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. امّا بَعْدُ فَيَآ أيُّهَا النّاسُ رَحِمَكُمُ الله.. إتَّقُوااللهَ َواَطِيْعُوهُ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْن، وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمُ اْلعِيدِ اْلاَكْبَر. قَدْ رَفَعَ اللهُ قَدْرَهُ وَاَظْهَره وَسَمَّاهُ يَوْمَ الْحَجِّ اْلاَكْبَر ، فَإِنَّ الله َابْتَلَى خَلِيْلَهُ اِبْرِهِيْمَ فِيْهِ حَيْثُ اَمَرَهُ بِذَبْحِ وَلَدِهَ فَاَمْتَثَلَ اَمْرَهُ فِيهِ ، وَلِذَا سُمِّيَ يَوْمُ النَّحْرِ Kaum Muslimin lan Muslimat rahimakumullah, Mohon diingat bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Agung, Dzat yang telah menciptakan saya dan Anda semua bisa berkumpul di masjid ini, untuk menunaikan shalat Idul Adha dan menghayati hikmah yang terkandung dalam peringatan Idul Adha. Maka pada kesempatan ini saya berpesan kepada diri saya sendiri khususnya, dan kepada seluruh hadirin pada umumnya, marilah kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dalam setiap keadaan, dengan menjalankan apa yang diperintahkan-Nya, dan menghindari apa yang menjadi larangannya. Peristiwa bersejarah yang perlu Anda dan saya ingat, dan tiru dalam hari raya Idul Adha seperti sekarang ini adalah tugas, dan perintah yang sangat berat, yang Allah titipkan kepada Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail. إِنَّ هذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِيْنُ bahwa apa yang dilalui Nabi Ibrahim adalah perintah, sekaligus menjadi ujian yang nyata. Allah SWT dalam surah As-Shoffat ayat 100-106 berfirman.

Adapunkhutbah Idul Adha singkat, padat, dan mengaharukan tentang kisah Nabi Ibrahim yang menyembelih putranya Nabi Ismail as. yang dikutip dari laman Khoirul Anwar selaku wakil sekretaris Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah. Perbesar Ilustrasi khutbah Idul Adha. Foto: pexels.com/a-darmel/ Khutbah I

Khutbah idul adha yang membuat menangis Nabi Ibrahim Idola Kita. Ini adalah transkrip Khutbah Ied Ustadz DR. Syafiq Riza Basalamah. Khutbah Pertama Khutbah Idul Adha Yang Membuat Menangis Nabi Ibrahim Idola KitaKhutbah Kedua Khutbah Idul Adha Yang Membuat Menangis Nabi Ibrahim Idola KitaVideo Khutbah Idul Adha Yang Membuat Menangis Nabi Ibrahim Idola Kita السلام عليكم ورحمه الله وبركاته إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Dan janganlah kalian mati kecuali dalam kondisi Islam. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا Wahai umat manusia, bertakwalah kalian kepada Rabb kalian yang menciptakan kalian dari satu jiwa. Darinya Allah ciptakan pasangannya, dari keduanya Allah tebarkan umat manusia -lelaki dan wanita-. Kita yang berada di tempat ini, dari satu jiwa. Dan bertakwalah kalian kepada Allah! Jagalah tali silaturahim, jangan diputuskan. Ketehuilah sesungguhnya Allah itu mengawasi kalian semua. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا 70 يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا Wahai orang-orang yang beriman -yang dipanggil hanya yang beriman, yang tidak beriman silakan tutup telinganya- Allah mengatakan bertakwalah kalian kepada Allah. Laksanakan perintahNya, jauhi laranganNya dan ucapkan ucapan yang benar. Barangsiapa yang melakukan hal itu, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah akan perbaiki amalan kalian dan yang patuh kepada Allah dan RasulNya, maka dialah manusia yang sukses dengan kesuksesan yang sebenarnya. أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كَلَامُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Laailaha illallahu wallahu Akbar.. Allahu Akbar Walillahilhamd.. Ma’asyirol Muslimin…Wa Zumrotal Mu’minina Rohimakumulloh.. Manusia adalah makhluk yang suka mencontoh, yang mudah bagi dia meniru orang lain. Apabila dia melihat seorang hamba yang dia tokohkan, dia akan meniru segala tingkah lakunya, perbuatannya. Bahkan seakan-akan ruh manusia yang dia contoh itu ada pada dirinya. Tapi sayangnya kita berada dimasa krisis suri tauladan, krisis panutan, krisis idola. Yang dijadikan panutan oleh banyak masyarakat adalah pecundang-pecundang, manusia-manusia yang tidak membawa kepada kejayaan Islam, yang tidak meninggikan muru’ah negeri dan bangsa, apalagi dapat mengajak ke dalam surga Allah Jalla Jalaluhu. Kita lihat yang ada di atas ini, mereka yang dijadikan contoh, mereka yang dijadikan idola. Kita liat baner-baner yang ada di pinggir jalan, kenapa dibuat? Untuk dimunculkan tokoh-tokoh, public figure, mau dibawa kemana bangsa kita tatkala yang mereka contoh adalah manusia-manusia yang tidak akan memperbaiki negeri ini, yang hanya mengumbar syahwat, yang hanya akan membuat manusia tenggelam dalam arus yang tidak jelas menuju api neraka, na’udzubillahi min dzalik.. Jama’aah rakhimakumullah.. Allah telah mengutus para NabiNya untuk menjadi contoh bagi umat manusia. Allah berfirman kepada baginda Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Setelah menyebutkan Nabi-Nabi, manusia-manusia pilihan yang Allah utus ke muka bumi ini أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۖ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ “Mereka adalah manusia-manusia yang pantas dijadikan contoh. Yang Allah telah memberikan petunjuk kepada mereka. Maka dengan petunjuk merekalah kalian berjalan, meniti dan mengikuti.” QS. Al-An’am[6]90 Ahibbati Fillah.. Hari ini umat Islam di berbagai penjuru dunia, mereka melaksanakan shalat Idul Adha, kemudia mereka berkurban, sebagian berangkat haji, melempari jamarot, tawaf di rumah Allah, menyembelih kurban mereka, siapa yang mereka contoh? Nabi Ibrahmi Alaihis Salam. Apakah manusia dengan sekedar wajahnya yang tampan, parasnya yang cantik, jabatannya, kehebatannya bermain, pantas dijadikan contoh dan panutan? Wallahi jama’ah, Nabi Ibrahim Alaihis Salam, kapan beliau menjadi contoh? Yaitu setelah melalui ujian yang panjang sekali. Allah mengatakan وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ Ketika Allah menguji Nabi Ibrahim dengan fase-fase ujian yang panjang. Setelah itu Nabi Ibrahim menyempurnakan ujian tersebut. Lalu Allah mengatakan kepada Nabi Ibrahim إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا “Aku jadikan engkau Imam bagi umat manusia Aku jadikan engkau panutan bagi umat manusia.” QS. Al-Baqarah[2] 124 Nabi Ibrahim tidak puas hanya dirinya yang menjadi panutan. Dia meminta kepada Allah وَمِن ذُرِّيَّتِي “Dan dari anak keturunanku Ya Allah, jadikan mereka panutan bagi umat manusia.” Allah mengatakan لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ “Orang-orang dzalim nggak bakal mendapatkan apa yang aku janjikan mereka tidak pantas untuk menjadi contoh.” QS. Al-Baqarah[2] 124 Contohlah Nabi Ibrahim Alaihis Salam!! Beliau diuji sama Allah dengan mendapatkan orang tua yang musyrik, mendapatkan kaum yang tidak suka sama diri, bapaknya mengusir dia, kaumnya berusaha untuk membunuh dia. Nabi Ibrahim dilemparkan ke api bukan untuk mempertahankan jabatannya, bukan untuk mempertahankan harta yang dia miliki, dia siap dilemparkan ke dalam api hanya untuk mempertahankan Laa ilaaha illallah.. Engkau lihat bagaimana pasukan dari kaumnya yang ingin membakar Nabi Ibrahim. Dia bikin api yang sangat besar untuk menunjukkan kepada umat manusia kalau mereka bisa menyiksa Ibrahim. Kenapa mereka tidak bikin api unggun yang kecil lalu melemparkan Ibrahim ke sana? Tidak! Mereka ini menunjukkan arogansi mereka. Tatkala Nabi Ibrahim dilemparkan ke api dengan alat pelontar, diriwayatkan Jibril menawarkan jasanya kepada Ibrahim. Lihat jama’ah! Bagaimana imannya Nabi Ibrahim, bagaimana keyakinan Nabi Ibrahim dalam perjalanan dia dari alat pelontar menuju api. Jibril mengatakan, “Hai Ibrahim, apakah engkau butuh bantuanku?” Ibrahim mengatakan, “Kalau sama engkau, aku ngga butuh -Ini pelajaran pertama dari Nabi Ibrahim- Engkau makhluk dan aku makluk juga. Engkau tidak akan bisa berbuat kecuali Allah yang menentukan. Adapun kepada Allah, aku sekarang butuh bantuan Allah.” Lalu Nabi Ibrahim mengatakan حَسْبُنَا اللَّـهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung” QS. Ali-Imran[3] 173 Apa yang Allah lakukan? Apakah Allah mengirimkan hujan untuk mematikan itu api? Apakah Allah mengirim angin untuk memadamkan itu api? Apakah Allah menurunkan es? Tidak!! Allah pencipta api! Allah mengatakan يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ “Wahai api, jadilah engkau dingin dan keselamatan untuk Nabi Ibrahim.” QS. Al-Anbiya[21] 69 Jama’ah, tatkala seorang hamba menyerahkan segala urusannya kepada Allah, tidak ada urusan yang besar di dunia ini. Kita tidak hentinya mengatakan, “Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar..” Dalam shalat kita, kita memulai dengan Allahu akbar, ruku’ kita katakan Allahu akbar, sujud kita katakan Allahu akbar, lalu kita masih takut menghadapi masalah yang ada? Mana keyakinan kita dengan Allahu akbar? Hari ini hari imamnya memulai dengan tujuh takbir. Hari ini hari untuk membesarkan Allah. Bagaimana kita mengatakan Allahu akbar kalau ternyata dalam hati kita masih ada ketergantungan kepada selain Allah Jalla Jalaluh? Apakah selesai ujian bagi Nabi Ibrahim? Belum selesai! Allah belum mengatakan “Engkau jadi imam bagi umat manusia,” belum! Beliau diuji meninggalkan negerinya, hijrah. Apakah perjalanan hijrah Nabi Ibrahim landai, bertaburan mawar dan melati? Tidak!! Bertaburan onak dan duri. Dalam perjalanannya, istrinya ditawan oleh raja, diuji sama Allah Jalla Jalaluh. Setelah selesai dan selamat dari ujian tersebut, bertahun-tahun Nabi Ibrahim tak diberi anak. Beliau tak henti-hentinya mengatakan رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠٠﴾ Teruuss beliau meminta anak sama Allah, beliau tidak pernah mengatakan, “Ya Allah, aku adalah Nabimu, kenapa aku nggak dikasih anak?” Pelajaran bagi orang-orang yang lama doanya tidak dikabulkan. Contohlah Nabi Ibrahim. Dia sabar menanti. Dengan penuh keyakinan Allah akan mengabulkan do’anya. Karena Allah mengatakan ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ “Kalian minta sama Aku, pasti aku kabulkan!” QS. Ghafir[40] 60 Apakah kita punya keyakinan seperti itu? Atau kebanyakan dari kita banyak mengadu kepada manusia? Mengatakan, “Saya sudah bertahun-tahun berdo’a, bertahun-tahun berusaha tapi nggak dikasih anak.” Jama’ah, Nabi Ibrahim baru punya anak ketika umurnya hampir 100 tahun. Kemudian kita tidak akan mencontoh Nabi Ibrahim dalam kesabaran kita berdo’a memohon kepada Allah? Allah kabulkan do’anya setelah puluhan tahun beliau berdo’a. Jangan ada lagi yang mengatakan, “Aku sudah 5 tahun menikah tapi aku belum dikasih anak.” Tunggu sampai mati! Terus berdo’a! Jangan pernah putus asa memohon kepada Allah. Contoh pula Nabi Zakaria ketika dia berdo’a memohon kepada Allah putra. Dia mengatakan رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُن بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا “Ya Allah, tulang-tulang punggungku udah lemah, rambutku udah beruban ya Allah, -dia ingin menunjukkan kepada Allah bahwa aku sudah lama berdo’a dan kondisiku seperti ini- tapi ya Allah, aku tidak pernah merasa susah memohon kepadaMu.” QS. Maryam[19] 4 Dia mempunyai keyakinan bahwa Tuhan dia adalah Rabbul Alamin yang kalau mau kasih Allah tinggal mengatakan, “Kun Fayakun” Kemudian Allah berikan putra kepada Nabi Ibrahim yang bernama Ismail. Bertahun-tahun ditunggu, ketika putranya datang, apakah Nabi Ibrahim bisa menimang-nimang putranya? Tidak! Allah suruh Nabi Ibrahim meletakkan putranya di Mekah. Dari Palestina berangkat ke Mekah, dibawa istri dan anaknya. Kenapa beliau melakukan itu? Karena Allah ingin menguji Nabi Ibrahim. Apakah dia masih mencintai Allah lebih daripada kecintaannya kepada putranya? Jama’ah, jangan berpikir Nabi Ibrahim hanya menyembelih Ismail, Nabi Ibrahim disuruh meninggalkan putranya di Mekah. Nabi Ibrahim dihalangi untuk memandang anaknya. Tapi Nabi Ibrahim berangkat dan diletakkan di sana putra dan istrinya. Nabi Ibrahim bertolak, tempat itu tidak ada manusia. بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ “Tidak ada tumbuh-tumbuhan di sana.” QS. Ibrahim[14] 37 Yang ada hanya gunung-gunung, tidak ada air, ada pohon mungkin untuk berenang satu dan dua. Para wanita, contoh Hajar, istrinya Nabi Ibrahim ketika ditinggal sama Nabi Ibrahim. Dia dibekali air dan kurma lalu Nabi Ibrahim pergi. Hajar mengikuti Nabi Ibrahim sambil mengatakan, “Wahai Ibrahim, kau titipkan kami kepada siapa di sini?” Nabi Ibrahim diam tidak mau menoleh ke belakang. Dia berjalan terus dengan kendaraannya. Dikejar oleh Hajar sambil terus berkata, “Kau titipkan aku kepada siapa?” Nabi Ibrahim diam, tidak menjawab. Lalu Hajar bertanya lagi yang ketiga, “Ibrahim, kau titipkan kami kepada siapa?” Nabi Ibrahim tidak menjawab. Hajar sadar, mungkin pertanyaan dia yang salah. Sebagai istri seorang Nabi, pertanyaan dia yang harus dirubah. Maka dia merubah pertanyaannya kepada Nabi Ibrahim, “Wahai Ibrahim, apakah Allah yang memerintahkan engkau melakukan ini?” Nabi Ibrahim mengatakan, “Iya” Maka Hajar tatkala itu mengatakan,”Silakan engkau pergi. Allah tidak akan menelantarkan kami di sini. Kalau Allah yang menyuruhmu, berangkatlah.” Wallahi, jama’ah.. Diuji seperti itu Nabi Ibrahim. Apakah ujian untuk Nabi Ibrahim berhenti di situ? Tidak! Ketika Nabi Ismail sudah remaja, Nabi Ibrahim datang ke Mekah untuk mengunjungi putranya dan ibunya masih hidup. Dia datang mengunjungi putranya, dan keesokan hari Nabi Ibrahim mengatakan kepada Nabi Ismail يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ Setelah dihalangi bertahun-tahun memandang anaknya, ketika datang Nabi Ibrahim mengatakan, “Hai ananda, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” QS. Ash-Shaffat[37] 102 Allah ingin menguji Nabi Ibrahim. Apakah masih ada di hatinya dia selain Allah? Jama’ah.. Nabi Ibrahim adalah khalilurrahman. Satu tingkatan kekasih yang paling tinggi. Dikatakan Khalil karena tidak ada rongga di hatinya kecuali di situ ada cinta Allah Jalla Jalaluh. Tidak ada rongga di hatinya, di jantungnya yang mengalir di sana kecuali ada cinta dan mahabbatullah di sana. Maka Allah menguji apakah ada tempat anakmu di hatimu sehingga engkau tidak melaksanakan perintahKu? Apa kata putranya? يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّـهُ مِنَ الصَّابِرِينَ “Wahai ayahanda, laksanakan apa yang diperintahkan kepadamu, InsyaAllah engkau mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar.” QS. Ash-Shaffat[37] 102 Disembelih Ismail, Allah gantikan domba. Hari ini, kita mencontoh Nabi Ibrahim. Bukan menyembelih putra kita, bukan anak kita yang kita korbankan kepada Allah. Hanya sedikit dari harta kita dari hewan ternak. Tapi banyak diantar kita yang masih pelit untuk berqurban. Dia cari kambing yang paling kecil. Padahal dia bisa membeli seekor sapi. Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam -tatkala beliau tidak punya harta- beliau berkurban dua ekor kambing untuk beliau dan keluarganya. Tatkala Allah membukakan pintu-pintu rezeki kepada Nabi Alaihish Shalatu was Salam di akhir hayatnya, beliau menyembelih 100 ekor unta. Bisakah kita mengurbankan untuk Allah apa yang kita cintai? Belajar dari Nabi Ibrahim, putranya yang beliau qurbankan. Ahibbati fillah.. Setelah perjuangan yang panjang, Nabi Ibrahim membangun rumah Allah, setelah itu baru beliau pantas dijadikan sebagai suri tauladan. Allah mengatakan إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا Ahibbati fillah.. Pulang dari tempat ini, tolong dibaca surah Al-Mumtahanah. Baca surah Al-Mumtahanah! Di situ Allah mengatakan قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّـهِ “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah’” QS. Al-Mumtahanah[60] 4 Baca.. agar kita faham contoh yang Allah berikan di diri Nabi Ibrahim buat kita. أقول هذا وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم Khutbah Kedua Khutbah Idul Adha Yang Membuat Menangis Nabi Ibrahim Idola Kita الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيد المرسلين وامام المتقين، وقائد الغر المحجلين، سيدنا ومولانا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Laailaha illallahu wallahu Akbar.. Allahu Akbar Walillahilhamd.. Ma’asyirol Muslimin…Wa Zumrotal Mu’minina Rohimakumulloh.. Bagi para ayah, para bapak, ingatlah! Jadilah kalian panutan yang baik buat anak kalian. Tugas terbesar seorang ayah bukan kasih makan anaknya, bukan berangkat pagi pulang sore hanya untuk memberikan bagian rizki anaknya, bukan! Tugas terbesar seorang ayah adalah menyelamatkan istri dan anak-anaknya dari api neraka. Bukan dari kelaparan, bukan dari perampokan, bukan dari gempa, bukan dari tsunami, tapi dari api neraka. Allah mengatakan يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا “Wahai orang-orang yang beriman, selamatkan diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” QS. At-Tahrim[66] 6 Jadilah contoh yang baik buat anak-anak kita. Kalau tidak, anak-anak kita akan mengidolakan orang-orang yang tidak pantas dijadikan idola. Ketahuilah bahwa manusia akan dikumpulkan dengan orang yang dia cintai. Kasihan anak-anak kita, tatkala idola-idola mereka orang-orang fasik, orang-orang kafir yang tidak pernah meletakkan keningnya di bumi Allah, yang tidak mengajak umat manusia kepada Allah, bahkan mengajak umat manusia kepada setan dan iblis. Kita biarkan anak kita mencintai mereka atau bahkan orang tua yang mencontohkan hal itu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakan الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ “Manusia akan dikumpulkan dengan orang yang dicintai.” HR. Bukhari Untuk para wanita, untuk ibu-ibu, untuk mudi-mudi, dan untuk para remaja. Ketahui bahwasanya wanita itu madrasah sebelum sekolahan dibuka, dia adalah madrasah ketika madrasah itu tutup, dia adalah madrasah sepanjang masa. Jangan malu untuk menyatakan bahwa dirinya tidak punya profesi di luar. Ketika ditanya apa profesimu? Katakan dengan sopan dan lantang, “Aku pencetak generasi masa depan bangsa. Aku bukan yang menjadi pemuas nafsu lelaki. Aku bukan menjadi orang-orang yang bekerja hanya untuk membangun rumahnya, tapi aku membangun negeri ini.” Dan bagi para wanita, Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam mengingatkan. Pada waktu shalat Ied, beliau datang ke shaf para wanita. Yang kemudian oleh para ulama dikatakan bahwa itulah salah satu dalil khutbah yang kedua, beliau mengatakan kepada para wanita يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ “Wahai para wanita, sedekahlah kalian, keluarkan harta kalian, berdermalah kalian.” Kenapa? فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ “aku melihat kebanyakan kalian adalah penghuni neraka.” Muttafaq alaih Sebagian wanita terlalu cinta dengan dunia. Lalu ada yang bertanya, “Kenapa kebanyakan wanita penghuni neraka?” Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab يَكْفُرَن العَشِيرَ ويَكْفُرْنَ الإحْسَانَ Kebanyakan wanita itu kufur kepada suaminya, tidak menerima suaminya, mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya, tidak taat dan patuh kepada suaminya yang merupakan pintu surga buat dia, kebaikan-kebaikan suaminya dilupakan oleh dia. Kata Nabi Alaihish Shalatu was Salam لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا ، قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ “Andaikan engkau berbuat baik kepada wanita sepanjang tahun, kemudian perempuan itu melihat engkau melakukan kesalahan, wanita mengatakan, Aku tidak pernah melihat kebaikan di dirimu'” Hati-hati! Selamatkan diri kalian dengan bersedekah. Buktikan kalau Allah lebih kalian cintai daripada duit kalian. Itu Bilal datang ke shaf wanita membawa surban. Para wanita melemparkan gelangnya, kalungnya diputuskan dilemparkan, cincinnya dilemparkan, karena mereka tahu dunia ini fana. Ahibbati fillah.. Setelah ini, yang mau berqurban, berqurbanlah. Yang mungkin kemarin hewan qurban yang dia beli murah, kecil, masih ada waktu untuk membeli besok, lusa, sampai hari tasyrik selesai. Berqurbanlah untuk Allah dan tunjukkan kalau Allah lebih kita cintai dari semua yang ada di tempat ini. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Laailaha illallahu wallahu Akbar.. Allahu Akbar Walillahilhamd.. Jama’ah Rohimakumulloh.. Do’akan umat Islam yang ada di berbagai penjuru dunia yang mereka terkena musibah. Jangan hanya mendo’akan diri sendiri. Do’akan saudara-saudara kita yang ada di Lombok, yang ada di Palestina, yang mereka mendapatkan musibah dan ujian yang kita tidak mendapatkannya. اللهم لك الحمد كله، ولك الشكر كله، واليك يرجع الامر كله اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الاحياء منهم والاموات انك سميع قريب مجيب الدعوات اللهم انصر اخواننا المستضعفين في كل مكان.. اللهم انصر اخواننا المستضعفين في كل مكان اللهم انصرهم وايدهم يا رب العالمين ربنا لا تزغ قلوبنا بعد اذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمه انك انت الوهاب ربنا اتنا في الدنيا حسنه وفي الاخره حسنه وقنا عذاب النار سبحان ربك رب العزه وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين Ma’asyiral Muslimin.. Ingat! Allah tidak menerima daging dan darah dari qurban kita. Yang Allah terima ketaqwaan kita. Maka sembelihlah hewan qurban bukan karena riya’, bukan karena ingin dipuji, makanlah dari hewan qurban itu. Karena itu sunnah Nabi Alaihish Shalatu was Salam. Pulanglah dari arah tidak tadi ketika datang, tebarkan salam, terus bertakbir, sampai selesai hari-hari tasyriq ini. هذا وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه وسلم Video Khutbah Idul Adha Yang Membuat Menangis Nabi Ibrahim Idola Kita Sumber Video SRB – MENJADI IDOLA -Khutbah Ied 10 Dzulhijjah 1439H / 22 Agustus 2018M
BerandaHeadline Khutbah Idul Adha 1441 H: Pesan Spiritual dan Sosial Idul Kurban. Headline; Idul Adha atau yang biasa disebut sebagai Hari Raya Kurban merupakan simbol ketaatan, pengorbanan, dan cinta. Menyedihkan, bila kita harus membenarkan orang yang mengatakan bahwa kebenaran menjadi barang langka dan hanya ditemui di dalam kitab suci.
Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ للهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وللهِ الحمدُ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَتَمَّ لَنَا شَهْرَ الصِّيَامِ، وَأَعَانَنَا فِيْهِ عَلَى الْقِيَامِ، وَخَتَمَهُ لَنَا بِيَوْمٍ هُوَ مِنْ أَجَلِّ الْأَيَّامِ، وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، الواحِدُ الأَحَدُ، أَهْلُ الْفَضْلِ وَالْإِنْعَامِ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ إلَى جَمِيْعِ الْأَنَامِ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ التَّوْقِيْرِ وَالْاِحْتِرَامِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ، وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وللهِ الحمدُ Ma'asyiral muslimin rahimakullah Hari ini, tanggal 10 Dzhulhijjah adalah hari yang istimewa untuk umat Islam seluruh dunia. Seluruh umat Islam merayakannya dengan penuh khidmat dan suka gembira. Saudara-saudara kita yang memenuhi panggilan Allah sedang menjalani rangkaian puncak ibadah haji di Makkah, Arafah, Muzdalifah dan Mina. Sedangkan yang tidak melaksanakan haji, disibukkan dengan ritual Idul Adha. Shalat Idul Adha, dilanjutkan ibadah kurban sampai berakhirnya hari Tasyrik. Untuk saudara-saudara kita yang sedang sedang menjadi tamu Allah, kita doakan mudah-mudah mereka diberikan kesehatan dan kemudahan dalam melaksanakan ibadah haji dengan penuh kekhidmatan dan kesempurnaan. Semoga menjadi haji yang mabrur yang tidak hanya mengantarkan mereka menjadi pribadi yang shaleh tetapi juga muslih. Baik secara individu sekaligus dapat menebarkan kebaikan kepada masyarakatnya. Untuk kita di sini, semoga momentum Idul Adha menjadi sarana perbaikan ketakwaan kita kepada Allah Ta'ala. Menjadi sarana bagi seorang muslim untuk semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah individual atau sosial, karena inilah tujuan dari Idul Adha yang kita jalani setiap tahun. Ma'asyiral muslimin rahimakullah Syekh Ali Ahmad Al-Jurjawi dalam kitabnya Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuh menjelaskan, kurban pertama kali dilaksanakan pada masa Nabi Adam 'alaihissalam, oleh putra-putranya yaitu Qabil dan Habil. Kekayaan yang dimiliki Qabil mewakili kelompok petani, sedangkan Habil mewakili kelompok peternak. Dikisahkan Al-Quran وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ Artinya, "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam Qabil dan Habil menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang mereka berdua Habil dan tidak diterima yang lain Qabil." Al-Maidah 27. Para ahli tafsir menyatakan, peristiwa kurban yang dilakukan dua bersaudara dari putra Adam 'alaihissalam merupakan solusi dari polemik 'perang dingin', yang terjadi antara keduanya dalam mempersunting wanita cantik rupawan bernama Iklimah sebagai pasangan hidup. Kisah kurban berikutnya adalah dilakukan oleh Nabi Ibrahim 'alaihissalam ketika diperintahkan Allah Ta'ala untuk menyembelih Nabi Ismail 'alaihissalam, putra tercinta yang telah lama diimpikan kelahirannya. Perintah ini hanya merupakan ujian dari Allah kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam atas keimanannya. Karena pada akhirnya yang yang disembelih adalah kambing. Peristiwa spektakuler itu dinyatakan dalam Al-Qur’an قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ Artinya, "Ibrahim berkata 'Hai anakkku sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa pendapatmu?' Ismail menjawab 'Wahai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insyaallah Engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar'.” QS As-Shaffat 102 Selain dua peristiwa ini, ritual kurban terus berlanjut di setiap budaya dan peradaban. Terus berlangsung dilakukan oleh umat manusia walaupun dalam bentuk dan praktik yang berberda-beda. Puncaknya adalah mengorbankan jiwa manusia sebagai persembahan kepada yang dianggap Tuhan yang memiliki kekuatan. Dahulu masa pra Islam, di Mesir jika air sungai Nil surut, maka penduduk Mesir menggelar upacara mengambil anak gadis untuk dijadikan tumbal agar airnya melimpah. Tradisi seperti ini juga dikenal oleh masyarakat nusantara seperti kita dengar dalam cerita-cerita rakyat nusantara. Ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diutus, ada penegasan ajaran kurban yang dilegalkan adalah seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Yakni dengan menyembelih kambing, sapi, atau onta. Sebagaimana firman Allah إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ 1 فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ 2 إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ 3 Artinya, "1 Sungguh Kami telah memberimu Muhammad nikmat yang banyak. 2 Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah sebagai ibadah dan mendekatkan diri pada Allah. 3 Sungguh orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus dari rahmat Allah." Al-Kautsar 1-3 Ma'asyiral muslimin rahimakullah Kenapa peristiwa Nabi Ibrahim 'alaihissalam yang dijadikan model kurban dalam ajaran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam? Tentu karena di dalamnya ada hikmah keteladanan yang sangat agung. Kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam umat Islam dapat belajar bagaimana melakukan ibadah kurban yang baik dan benar. Pelajaran tersebut dapat kita perolah dalam beberapa hal berikut Pelajaran pertama, dalam beragama ada suatu keadaan di mana kita harus meninggalkan akal fikiran kita. Mengesampingkan rasionalitas, kemudian beralih pada ketundukan serta kepasrahan total kepada Ilahi Rabbi. Dalam kajian hukum Islam dikenal hukum yang bersifat ta'aqquli dan ta'abbudi. Ta'aqquli artinya masuk akal. Yakni ketika suatu syariat dibebankan dan manusia bisa menalar karena sesuai dengan kemampuan berfikir manusia. Allah memerintahkan sedekah, zakat, menolong sesama, berbakti kepada orang tua. Allah melarang mencuri, korupsi, konsumsi narkoba, membunuh, pergaulan bebas dan semacamnya. Semua ini adalah sesuai dengan naluri dan akal sehat manusia. Di sisi lain, ta'abbudi adalah hukum yang dogmatis. Tidak bisa dinalar, di luar kemampuan akal manusia. Aturan tentang shalat, puasa, dan haji adalah bagian dari urusan yang bersifat ta'abbudi. Kita tidak bisa mempertanyakan apalagi menggugat kenapa shalat Dhuhur, Ashar dan Isya’ empat rakaat, sedangkan Magrib tiga rakaat dan Subuh dua rakaat. Rasionalitas dikesampingkan karena yang ada hanyalah kepasrahan dan kepatuhan total sebagai seorang hamba yang rindu untuk mendapat cinta dan sayang dari Tuhannya. Ketika menerima perintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ibrahim 'alaihissalam meyakini bahwa perintah itu adalah dogma yang harus harus dilaksanakan secara paripurna. Maka atas dasar keimanannya, tanpa pikir panjang Nabi Ibrahim 'alaihissalam siap melaksanakan perintah tersebut. Rasionalitas dimatikan, yang ada hanyalah ketundukan akan perintah Allah. Ini menunjukkan tingginya kualitas keimanan dan ketaqwaan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, sehingga sangat pantas beliau mendapat gelar Khalilullah kekasih Allah. Belajar dari Nabi Ibrahim 'alaihissalam, maka sudah sepantasnya setiap orang yang berkurban melaksanakannya seperti Nabi Ibrahim 'alaihissalam ketika berkurban. Segera berkurban ketika mampu melaksanakannya. Berkurban atas dasar tunduk dan patuh menjalankan perintah Allah, seraya berharap mendapatkan cinta, kasih dan ridha Allah. Bukan ingin pujian, karena gengsi, atau untuk meningkatkan status sosial. Ma'asyiral muslimin rahimakumullah Pelajaran kedua, dari Nabi Ibrahim 'alaihissalam bisa kita dapatkan dari pengalihan kurban manusia menjadi kambing. Perintah Allah kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam untuk menyembelih putranya hanya sekedar ujian keimanan, bukan perintah sesungguhnya. Hal ini sekaligus menjadi kritik sosial dari tradisi tumbal di berbagai budaya dan perabadan. Sejarah kurban Nabi Ibrahim 'alaihissalam mengajarkan kepada kita bahwa kurban dalam Islam adalah ajaran humanis. Untuk menyembah Allah tidak boleh membahayakan diri sendiri, apalagi orang lain. Dalam hadit riwayat Ibn Abbas radhiyallahu 'anhu, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ Artinya "Tidak boleh membahayakan mengorbankan orang untuk kepentingan pribadi, dan tidak boleh mencegah orang lain mendapat kebaikan." Dalam Islam setiap bahaya harus dihilangkan. Bahkan untuk mendatangkan suatu kebaikan atau menghilangkan suatu bahaya, tidak boleh dengan menimbulkan bahaya lain. Ini adalah salah satu prinsip utama dalam ajaran. Kaidah fiqih menyebutkan اَلضَّرَرُ يُزَالُ Artinya, "Setiap mudarat harus dihilangkan." اَلضَّرَرُ لاَ يُزَالُ بِالضَّرَرِ Artinya, "Suatu mudarat tidak bisa dihilangkan dengan mudarat yang lain." Dari sini maka seharusnya ajaran qurban menginspirasi setiap muslim untuk tidak hanya shaleh secara ritual, tetapi juga shaleh secara sosial. Menjaga keseimbangan hubungan kepada Allah dan kepada manusia, bahkan pada alam sekitar. Jargon Islam agama ramah bukan marah, bisa terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun dalam qurban ada darah hewan yang dialirkan, namun bukan tujuan atau penilaian utama, karena yang dinilai Allah adalah ketakwaan dari orang-orang yang melaksanakannya. لَنْ يَنَالَ اللهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ الحج، 37 Artinya, "Daging-daging onta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi ketakwaan dari kalianlah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kalian supaya kalian mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." Al-Hajj 37 Ma'asyiral muslimin rahimakumullah Inilah dua pelajaran yang dapat kita petik dari kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Semoga menjadi media yang dapat meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Ta'ala, serta menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk terus berjihad mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. Amin ya rabbal 'alamin. بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah Kedua اللهُ اَكْبَرْ ٣× اللهُ اَكْبَرْ ٤ ×. اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ الحمد لله حمدا كثيرا كما امر. واشهدان لااله الاّ الله وحده لاشريك له اقراراً بربوبيّته وارغاما لمن جحد به وكفر. واشهد انّ سيّدنا محمّدا عبده ورسوله سيّد البشر. اللّهمّ فصلّ وسلم على سيّدنا محمّد وعلى اله واصحابه المصابيح الغرر. ما اتّصلت عين بنظر واذن بخبر. من يومنا هذا الى يوم المحشر. امّا بعد فيا ايّها النّاس اتّقوا الله فيما امر. وانتهوا عمّا نهى عنه وحذّر. واعلموا انّ الله تبارك وتعالى امركم بأمر بدأ فيه بنفسه وثنّى بملا ئكته المسبّحة بقدسه. فقال تعالى ولم يزل قائلأ عليما. انّ الله وملائكته يصلّون على النبى. يا ايّها الذين امنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما. اللّهمّ صلّ وسلّم على سيّدنان محمّد جدّ الحسن و الحسين وعلى اله واصحابه خير اهل الدّارين خصوصا على اوّل الرّفيق. سيّدنا ابى بكرن الصّديق. وعلى الصّادق المصدوق. سيّدنا ابى حفص عمر الفاروق. وعلى زوج البنتين سيّدنا عثمان ذى النّورين. وعلى ابن عمّه الغالب سيّدنا علىّ ابن ابى طالب. وعلى الستّة الباقين رضى الله عنهم اجمعين. وعلى الشّريفين سيّدى شباب اهل الدّارين. ابى محمّد الحسن وابى عبد الله الحسين. وعلى عمّيه الفاضلين على النّاس. سيّدنا حمزة وسيّدنا العبّاس. وعلى بقيّة الصّحابة اجمعين. وعلى التّابعين وتابع التّابعين لهم باحسان الى يوم الدين. وعلينا معهم برحمتك ياارحم الرّحيمن اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْن وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ .وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ Ustadz Suparman, Alumni Ma'had Aly Situbondo, Dosen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember.
Menyedihkan Selama 950 Tahun Berdakwah, Nabiyullah ini Hanya Mendapatkan 80 Umat. AKURAT.CO, Setiap Nabiyullah yang Allah utus ke muka bumi memiliki. Menyedihkan! Selama 950 Tahun Berdakwah, Nabiyullah ini Hanya Mendapatkan 80 Umat. Tata Cara Khutbah Idul Adha Lengkap: Disertai Dalil dan Panduannya . 09/07/2022 16:50 WIB Ayat-ayat Al-Qur'an .

Ditunjuk untuk khutbah idul adha? Pastikan kamu sudah membaca artikel rekomendasi tema khutbah Idul Adha di Kitabisa ya. Jangan takut, ini sebuah kehormatan bisa memberikan khutbah di mimbar utama masjid pada saat Idul Adha. Dimana khutbah akan berlangsung setelah shalat dan menjadi bagian dalam shalat ied. Penting sekali untuk mendengarkan khutbah idul adha, ini akan menyempurnakan shalat sunnah idul adha dua rakaat yang sudah dilakukan sebelumnya. Bahkan khutbah banyak dinantikan karena selalu memiliki tema dan informasi menarik tentang Idul Adha dan Qurban. 5 Tema Khutbah Idul Adha Paling Populer dan Banyak Digunakan Maka dari itu persiapan sejak dini. Khutbah idul adha dilakukan setelah shalat ied, dimana nantinya akan didengarkan oleh semua jamaah yang melaksanakan shalat idul adha. Berikut ini beberapa tema khutbah yang paling populer dan sudah banyak digunakan sebelumnya. Qurban Amalan Paling Disukai Allah SWT Qurban memang jadi ibadah yang banyak disukai oleh Allah SWT, bahkan lebih utama jika dibandingkan sedekah asalkan dilakukan pada 10-13 dzulhijjah dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. Tema khutbah idul adha ringan namun banyak dinantikan, pasalnya tidak semua orang tahu tentang qurban. Terangkan siapa saja yang wajib berqurban hingga yang berhak menerima qurban. Bahkan banyak juga yang tidak tahu, jika daging qurban boleh dimakan oleh orang yang berqurban. Maka dari itu, orang yang berqurban boleh mengambil sebagian daging qurban sebelum dibagikan. Selain itu jelaskan, pentingnya berkurban, manfaatnya hingga apa janji Allah SWT pada mereka yang berkurban dengan ikhlas dan hanya mengharapkan ridho dari Nya. Bahkan hewan qurban inilah yang akan menyelamatkan kamu di hari kiamat kelak. Meneladani Kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS Sejarah qurban bermula dari perintah Allah SWT pada Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putranya sendiri, Nabi Ismail AS. Padahal Ismail didapatkan dengan penantian panjang dan sangat sulit, tapi dengan kebesaran dan kesabaran ayah dan anak ini menerima dan menjalankan perintah Allah. Saat pisau akan sampai pada leher Nabi Ismail AS, Allah mengganti dengan domba dan menjadikan hari tersebut sebagai Hari Raya Qurban. Selain menjalankan perintah Allah SWT, kamu juga meneladani kesabaran dan ketakwaan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Bahkan tema ini akan sangat mudah dicerna semua pendengar khutbah, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Namun tidak mengurangi pesannya untuk meneladani kisah Nabi Ibrahim saat melaksanakan qurban. Makna dan Keutamaan Berbagi Dalam Qurban Kenapa amalan qurban sangat dicintai Allah SWT? Ini bukan hanya wujud ketakwaan terhadap Nya, tapi juga menanamkan rasa berbagi pada mereka yang membutuhkan. Itulah sebabnya, qurban bukan hanya menyenangkan kamu namun juga orang di sekitarmu. Makna pelaksanaan qurban adalah melaksanakan perintah Allah dan mengharapkan ridho Nya, dimana hal ini bisa menyenangkan orang lain. Maka dari itu, bagian qurban pada mereka yang berhak dan membutuhkan. Qurban Berkaitan Dengan Haji Pelaksanaan qurban dan ibadah haji itu bersamaan, bahkan saat Idul Adha ini jadi hari kemenangan bagi jamaah haji. Pasalnya baru saja menyelesaikan rukun haji yang paling berat yaitu wukuf di padang mahsyar. Dimana semua jamaah haji harus berada disana, saat masih bernyawa dalam kondisi apapun. Inilah keteladanan yang harus ditanamkan, Idul Adha memberikan kesenangan bagi seluruh muslim di dunia. Bagi mereka yang tidak berangkat haji, materi khutbah idul adha akan haji bisa menjadi motivasi untuk segera menyempurnakan rukun islam yang ke-5 tersebut. Pentingnya Menjaga Silaturahmi Hal yang tidak boleh dilupakan saat khutbah idul adha, pastikan untuk menyerukan pentingnya menjaga dan menjalin tali silaturahmi. Idul Adha memang identik dengan qurban namun jangan lupa untuk bersilaturahmi, memang tidak seperti Idul Fitri yang mewajibkan untuk bermaafkan. Idul Adha bahkan untuk masyarakat madura menjadi ajang untuk silaturahmi dan pulang kampung, hal ini tidak terjadi pada Idul Fitri. Tradisi ini dinamakan toron, hal yang patut diteladani. Ini waktunya mengingat dan mempererat tali silaturahmi. Jangan ragu untuk bertandang pada sanak keluarga untuk mendekatkan yang jauh dan semakin mempererat yang dekat. Semua materi khutbah idul adha memberikan gambaran tentang hari raya qurban. Sempurnakan ibadah di hari yang mulia ini dengan berqurban. Baca juga artikel Kitabisa tentang topik khutbah Idul Adha yang menggetarkan jiwa supaya referensi kamu lebih banyak. Yuk, tunaikan qurban dengan mudah di Kitabisa, tanpa perlu proses panjang, tinggal pilih hewan qurban yang diinginkan dan semua akan diproses sesuai syariah.

uHNTeUB. 9 6 148 349 132 252 97 436 266

khutbah idul adha yang menyedihkan